Rabu, 18 Januari 2017

BAB 14 : BISNIS INTERNASIONAL

1. Hakekat Bisnis Internasional

 Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati batas negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis internasional (International Trade). Transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatu negara dengan perusahaan lain atau individu di negara lain disebut Pemasaran Internasional atau International Marketing. Pemasaran internasional berbeda dengan Bisnis Internasional, yaitu :
-          PerdaganganInternasional(InternationalTrade)
Dalam perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka timbul neraca perdagangan antar negara (balance of tread).
            Suatu Negara dapat memiliki surplus seraca perdagangan atau devisit neraca perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan keadaan dimana Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukan dari negara partner dagangnya. Dengan neraca perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan aliran kas keluarnya ke Negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas masuk dan keluar antar negara disebut neraca pembayaran (balance of paymnets).          Jika neraca pembayaran mengalami surplus, dikatakan bahwa negara mengalami pertambahan devisa. Sebaliknya apabila negara itu mengalami devisit neraca perdagangannya maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang dapat dilakukannya dengan negara lain. Jadi, negara tersebut mengalami devisit neraca pembayaran dan menghadapi pengurangan devisa Negara.
-          PemasaranInternational(InternationalMarketing)
Pemasaran internasional yang merupakan keadaan suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri.
            Dalam hal ini maka pengusaha akan terbebas dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di negeri asing maka tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan dapat berupa barang dan/ atau jasa. Transaksi ini dapat ditempuh dengan cara:
Licencing
Franchising
Management Contracting
Marketing in Home Country by Host Country
Joint Venturing
Multinational Coporation (MNC)
Semua bentuk transaksi internasional memerlukan transaksi pembayaran yang sering disebut fee. Negara (Home Country) harus membayar, sedangkan pengirim (Host Country) memperoleh fee tersebut. Pengertian perdagangan internasional dengan perusahaan internasional sering dianggap sama, padahal berbeda. Perbedaan utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan internasinol dilakukan oleh negara sedangkan pemasaran internasional adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif, lebih progresif dibandingkan perdagangan internasional.

2. Alasan Melaksanakan Bisnis Internasional

 Masalah mobilitas faktor produksi. Faktor produksi terdiri dari tanah (land), tenaga kerja (labour), barang modal (capital) dan manajerial atau keterampilan (skill).
            Mobilitas mengandung arti suatu pergerakan, sehingga yang dimaksud disini adalah pergerakan faktor produksi dari suatu negara kenegara lain. namun pada kenyataannya tidak semua faktor produksi dapat mobil secara internasional. Menurut Adam Smith, labour merupakan faktor produksi yang paling mobil. Masalah perbedaan sistem moneter. Setiap negara memiliki mata uang sendiri. Adanya perbedaan mata uang dari setiap negara, perbedaan kebijakan ekonomi moneter, pada gilirannya mempengaruhi sistem lalu lintas pembayaran internasional dan sistem lalu lintas modal.
            Masalah batas-batas negara yang berdaulat. Adanya batas-batas dari suatu negara dengan negara yang lain yang berdaulat menyebabkan perbedaan politik dalam perdagangan misalnya perlindungan tarif terhadap produk hasil industri didalam negero, larangan impor, quota dan blok perdagangan. Adanya kedaulatan mengakibatkan bea masuk (impor duty) dari suatu negara tidak sama dengan bea impor dari negara lain.
            Masalah transport cost. Ongkos angkut dari pabrik kepasar atau kepelabuhan meninggikan harga asal pabrik. Ongkos pengangkutan barang ekspor harus dimasukkan dalam perhitungan biaya agar harga yang diperoleh untuk komoditi ekspor tersebut tepat.
-          Konsep Keunggulan Absolut
            Menurut Adam Smith Bahwa setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak, serta mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak.Teori absolute advantage ini didasarkan kepada beberapa asumsi pokok antara lain: Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang. Biaya transpor ditiadakan.
-          Konsep Keunggulan Komparatif
            Teori keunggulan komparatif merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya.

-          Potensi Pasar Internasional
Potensi pasar ditentukan oleh tiga faktor yaitu struktur penduduk , daya beli serta pola konsumsi masyarakat. Dalam hal pasar Internasional , potensi pasar internasional juga ditentukan oleh ketiga faktor tersebut hanya saja dalam hal ini diberlakukan untuk negara lain.  

3. Tahap-tahap Dalam Memasuki Bisnis Internasional

Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan diri secara bertahap dari tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi. Adapun tahap tersebut secara kronologis adalah sebagai berikut :
-          Ekspor Insidentil
            Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu perusahaan pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada saat adanya kedatangan orang asing di negeri kita kemudian ada yang membeli barang-barang kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri asing itu.
-          Ekspor Aktif
            Tahap terdahulu itu kemudian dapat berkembang terus dan kemudian terjalinlah hubungan bisnis yang rutin dan kontinyu dan bahkan transaksi tersebut makin lama akan semakin aktif. Keaktifan hubungan transaksi bisnis tersebut ditandai pada umumnya dengan semakin berkembangnya jumlah maupun jenis komoditi perdagangan Internasional tersebut. Dalam tahap aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif untuk melaksanakan manajemen atas transaksi itu. Tidak seperti tahap awal di mana pengusaha hanya bertindak pasif. Oleh karena itu dalam tahap ini sering pula disebut sebagai tahap "ekspor aktif", sedangkan tahap pertama tadi disebut tahap pembelian atau "Purchasing". 
-          Penjualan Lisensi
            Tahap berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam tahap ini Negara pendatang menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima. Dalam tahap yang dijual adalah hanya merek atau lisensinya saja, sehingga negara penerima dapat melakukan manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan baku serta peralatannya. Untuk keperluan pemakaian lisensi tersebut maka perusahaan dan negara penerima harus membayar fee atas lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut.
-          Franchising
            Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya, pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya, serta bentuk pelayanannya. Cara ini sering dikenal sebagai bentuk "Franchising". Dalam hal bentuk Franchise ini maka perusahaan yang menerima disebut sebagai "Franchisee" sedangkan perusahaan pemberi disebut sebagai "Franchisor". Bentuk ini pada umumnya berhasil bagi jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran, supermarket, fitness centre dan sebagainya. 
-          Pemasaran di Luar Negeri
            Tahap berikutnya adalah bentuk Pemasaran di Luar negeri. Bentuk ini akan memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang (Host Country) harus aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen pemasaran bagi produknya itu di negeri asing (Home Country). Pengusaha pendatang yang merupakan orang asing harus mampu untuk mengetahui perilaku (segmentasi) di negeri penerima itu sehingga dapat dilakukan program-program pemasaran yang efektif
-          Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
            Tahap yang terakhir adalah tahap yang paling intensif dalam melibatkan diri pada bisnis internasional yaitu tahap "Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri". Tahap ini juga disebut sebagai "Total International Business". Bentuk inilah yang menimbulkan MNC (Multy National Corporation) yaitu Perusahaan Multi Nasional. Dalam tahap ini perusahaan asing datang dan mendirikan perusahaan di negeri asing dengan segala modalnya, kemudian memproduksi di negeri itu, lalu menjuaI hasil produksinya itu di negeri itu juga. Bentuk ini memiliki unsur positif bagi negara yang sedang berkembang karena dalam bentuk ini negara penerima tidak perlu menyediakan modal yang sangat banyak untuk mendirikan pabrik tersebut.

4. Hambatan Dalam Memasuki Bisnis Internasional

 Melaksanakan bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki hambatan ketimbang di pasar domestic. Negara lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan yang sering kai menghambat terlaksannya transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan atau budaya Negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :
-          Batasan perdagangan dan tariff bea masuk 
-          Perbedaan bahasa, social budaya/cultura
-          Perbedaan dalam hal bahasa
-          Perbedaan kondisi sosial budaya
-          Kondisi politik dan hukum/perundang-undangan
-          Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain
            Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah masalah operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan ke negara yang lain. Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan karena antara kedua negara itu belum memiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler. Hal ini dapat mengakibatkan biaya pengangkutan atau ekspedisi menjadi sangat mahal yang dikarenakan pengangkutnya hanya melayani satu negara itu saja.

5. Perusahaan Multinasional

 Melaksanakan bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki hambatan ketimbang di pasar domestic. Negara lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan yang sering kai menghambat terlaksannya transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan atau budaya Negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :
-          Batasan perdagangan dan tariff bea masuk 
-          Perbedaan bahasa, social budaya/cultura
-          Perbedaan dalam hal bahasa
-          Perbedaan kondisi sosial budaya
-          Kondisi politik dan hukum/perundang-undangan
-          Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain
            Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah masalah operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan ke negara yang lain. Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan karena antara kedua negara itu belum memiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler. Hal ini dapat mengakibatkan biaya pengangkutan atau ekspedisi menjadi sangat mahal yang dikarenakan pengangkutnya hanya melayani satu negara itu saja.

SUMBER :

BAB 13 : TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS

A.    Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis
Tanggung jawab Sosial Perusahaan/Suatu bisnis atau CSR (Corporate Social Responsibility) dapat didefinisikan sebagai bentuk kepedulian perusahaan / suatu bisnis terhadap lingkungan eksternal perusahaan / suatu bisnis melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan, menjaga ketertiban serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya.
Selain definisi diatas masih ada definisi lain mengenai CSR yakni Komitmen perusahaan dalam pengembangan ekonomi yang berkesinambungan dalam kaitannya dengan karyawan beserta keluarganya, masyarakat sekitar dan masyarakat luas pada umumnya, dengan tujuan peningkatan kualitas hidup mereka (WBCSD, 2002).
Juga menurut Commission of  The  European Communities, 2001, mendefinisikan CSR sebagai aktifitas yang berhubungan dengan kebijakan-kebijakan perusahaan untuk mengintegrasikan penekanan pada bidang sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan interaksi dengan stakeholder .
CSR(Corporate Social Responsibility) berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan“, di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
B.     Benturan dengan kepentingan masyarakat.
Proses produksi suatu perusahaan atau suatu bisnis seringkali menyebabkan benturan kepentingan (masyarakat dengan perusahaan). Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar, menengah, maupun kecil). Benturan ini kerap kali terjadi karena perusahaan menimbulkan polusi, hal-hal bersifat normatif dilanggar, ketertiban yang kurang dan berbagai hal lainnya.
Berikut adalah contoh dari tindakan tidak etis atau tidak legal dalam sebuah manajemen perusahaan :
·         Penggunaan obat-obatan terlarang
·         Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi
·         Konflik Kepentingan
·         Pengawasan Kualitas atau Quality Control
·         Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
·         Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
·         Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan
·         Pemecatan tenaga kerja
·         Polusi Lingkungan
·         Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
·         Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
·         Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan,dll.
Untuk menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan dituntut untuk mengindahkan etika bisnis.
Berikut adalah hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis :
1.   Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat. Kendala yang akan sering dihadapi adalah adanya biaya tambahan yang kadang cukup besar bagi perusahaan.
2.    Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa, karsa, dan karya yang ikut mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur.
C.    Dorongan tanggung jawab sosial.
Klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah bisnis :
1.      Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan. Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-belit sering menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pihak lain yang berhubungan. Hubungan yang kurang manusiawi pun kerap terjadi antara perusahaan dengan pihak luar.
Manfaat penerapan manajemen orientasi kemanusiaan.
Penerapan manajemen akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara pelaku bisnis dan dari pihak luar. Manfaat tersebut adalah, sebagai berikut :
·         Peningkatan modal kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan produktivitas kerja.
·         Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen parsitipatif.
·         Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
·         Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
·         Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaan.
2.      Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan.
Ekologi, yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi. Contohnya, maraknya penebangan hutan sebagai bahan dasar industri, perburuan kulit ular, penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak.
3.      Penghematan energi.
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari SDA yang tidak dapat dipengaruhi seperti batubara, minyak, dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahwa SDA tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong dilaksanakannya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut, yang diantaranya adalah pemanfaatan tenaga surya, nuklir, angin air serta laut.
4.      Partisipasi pembangunan bangsa.
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan. Dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah untuk menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada.
5.      Gerakan konsumerisme.
Awal perkembangannya tahun 1960-an di Negara Barat yang berhasil meberlakukan Undang-undang Perlindungan Konsumen.
Berikut adalah Tujuan dari gerakan konsumerisme ini adalah :
Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap keluhan
konsumen atas praktek bisnisnya.
Pelaksanaan strategi advertensi atau periklanan yang realistic dan mendidik serta tidakmenyesatkan masyarakat.Diselenggarakan panel-panel disuksi antara wakil konsumen dengan produsen.Pelayanan purna jual yang lebih baik.Berjalannya proses public relation (PR) yang lebih menitikberatkan pada kepuasan
konsumen daripada promosi semata.
D.    Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
E. Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial suatu bisnis.
Penjabaran dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis. Sejalan dengan itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik masyarakat.
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di Indonesia adalah :
·         Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP)
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh hak karyawan adalah cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
·         Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga lingkungan.
·         Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan menggunakan alat-alat yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung, maupun pakaian khusus lainnya.
·         Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik masyarkat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.
·         Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabkan masalah kepada pengusaha besar. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.
Sumber

BAB 12 : TEKNIK ANALISI MERAMALKAN KAS PERUSAHAAN



1. Keuangan Perusahaan

Divestasi,dalam financial dan ekonomi,divestasi adalah pengurangan beberapa jenis asset baik dalam bentuk financial atau barang. Dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh perusahaan ini adalah kebalikan dari investasi pada asset yang baru.
Motif,perusahaan memiliki beberapa motif untuk divestasi. Pertama sebuah perusahaan akan melakukan divestasi bisnis yang bukan merupakan bagian dari bidang operasional utamanya sehingga perusahaan tersebut dapat berfokus pada area bisnis terbaik yang dapat dilakukannya. Sebgai contoh,Eastman Kodak,Ford Motor Company,dan banyak perusahaan lainnya telah menjual beraham bisnis yang tidak berelasi dengan bisnis utamanya.
Motif kedua untuk divestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Divestasi menghasilkan keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan karena divestasi merupakan usaha untuk menjual bisnis agar dapat memperoleh uang. Sebagai contoh, CSX Corporation melakukan divestasi untuk berfokus pada bisnis utamanya yaitu pembangunan rel kereta api serta bertujuan untuk memperoleh keuntungan sehingga dapat membayar hutangnya pada saat ini.
Motif ketiga bagi divestasi adalah kadang-kadang dipercayai bahwa nilai perusahaan yang telah melakukan divestasi (menjual bisnis tertentu mereka) lebih tinggi daripada nilai perusahaan sebelum melakukan divestasi. Dengan kata lain, jumlah nilai aset likuidasi pribadi perusahaan melebihi nilai pasar bila dibandingkan dengan perusahaan pada saat sebelum melakukan divestasi. Hal ini memperkuat keinginan perusahaan untuk menjual apa yang seharusnya bernilai berharga daripada terlikuidasi pada saat sebelum divestasi.
Motif keempat untuk divestasi adalah unit bisnis tersebut tidak menguntungkan lagi. Semakin jauhnya unit bisnis yang dijalankan dari core competence perusahaan, maka kemungkinan gagal dalam operasionalnya semakin besar.
Metode divestasi
Beberapa perusahaan menggunakan teknologi untuk memfasilitasi proses divestasi beberapa divisi. Mereka mempublikasikan informasi tentang divisi mana saja yang ingin mereka jual pada situs resmi mereka sehingga dapat dilihat oleh perusahaan lain yang sekiranya tertarik untuk membeli divisi tersebut. Sebagai contoh, Alcoa telah mendirikan sebuah online showroom yang menampilkan divisi yang mereka jual. Dengan melakukan komunikasi secara online, Alcoa telah mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk membiayai divisi yang bergerak pada hotel, usaha transportasi, dan urusan pertemuan.
2.     Estimasi penjualan
Estimasi adalah suatu metode dimana kita dapat memperkirakan nilai dari suatu populasi dengan menggunakan nilai dari sampel. Estimator adalah nilai pendugaan/suatu data statistik, sebagai sampel yang digunakan untuk mengisi suatu parameter.

Estimator merupakan statistik yang digunakan untuk mengestimasi sebuah parameter meliputi beberapa kriteria ini :
·         estimator tak bias
·         estimator konsisten
·         estimator terbaik
Estimate merupakan nilai (value) tertentu dari estimator. Jenis-jenis estimate, yaitu:
1.     Estimasi Titik - Nilai yang berfungsi untuk suatu pendugaan dari parameter populasi.
2.     Estimasi Interval - Interval yang menyatakan keberadaan dari suatu parameter populasi. 
pendapatan selama PLC tersebut. Analisis biasanya menggunakan rasio jumlah konsumen yang mencoba membeli produk dan jumlah konsumen yang membelinya kembali. Mengestimasi keberhasilan produk baru sering digunakan rasio penetrasi dan pembelian ulang
§  Penetrasi menunjukan proporsi pembeli yang mencoba suatu produk
§  Rasio pemeblian ulang menunjukan persentase pembeli pertama yang membeli kembali dalam periode waktu tertentu
§  Kedua rasio iru dapat diestimasi dari tingkat penjualnnya dan dipakai untuk meramalkan pangsa pasar merek tertetnu dalam jangka panjnag
Keberhasilan suatu produk, sebagian ditentukan oleh banyaknya orang yang mencoba dan banyaknya orang membeli kembali produk yang sama. Estimasi pangsa merek produk baru dpaat diperoleh, dengan cara mengalikan estimasi rasio penetrasi akhir dengan estimasi tingkat pembelian ulang jangka panjang. Rasio penetrasi itu menggambarkan pangsa pasar maksimum yang dipengaruhi oeh kesediaan mencoba produk tersebut, sedang tingkat pengulangan pembeli memperlihatkan promosi jumlah pembeli yang dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang lama.

PESAING

Jumalh perusahaan yang menjual produk baru relatif sedikit. Perusahaan cenderung membatasi jenis produknya, karena pasarnya dianggap belum siap untuk meneria oembaruan-pembaruan produk, perusahaan mengarahkan upaya penjualannya kepada pembeli-pembeli yang paling siap untuk pembeli

HARGA

Harga cenderung lebih tinggi, karena:
§  Biaya produksi perunit masih tinggi untuk volumen produksi yang masih terbatas
§  Masalah teknologi belum sepenuhnya dapat diatasi
Promosi yang ditunjukan untuk memberitahukan produk baru kepada pembeli potensial, mendorong untuk mencobanya dan membentuk jaringan distribusi emembutuhkan biaya yang cukup tinggi

PROMOSI

Kegiatan prmosi difoksukan pada usaha pembangunan perminaatn perdaa (primary demand) pada kelas produk (product class, bukan pada merek produk
3.     Estimasi Produksi
Biaya produksi atau harga pokok produksi (cost of goods manufactured) merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi
Biaya-biaya tersebut terdiri dari:
a.     Biaya bahan baku(disingkat bbb)
b.     Biaya tenaga kerja langsung(disingkat btkl)
c.      Biaya overhead pabrik(Disingkat bop)
4.     Estimasi pembelian bahan langsung
Adalah pembelian baraqng secara langsung,baik berupa langsung maupun system online. Estimatis ini sangat menguntungkan bagi penjual maupun pembeli. Karena penjual bisa memprodukan barang dagangnya dengan cara system online,dan si pembeli juga dapat lebih menguntungkan dan menghematkan. Karena pembeli tidak perlu meluangkan waktu lama untuk dating dan pergi kesana. Cukup hanya dengan berada didepan computer dan memilih barang mana yang akan dibelinya,lalu mentransferkan jumlah uang yang sudah tertera,dengan cara seperti itu pihak pembeli maupun pihak penjual dapat memperoleh keuntungan.
5.     Estimasi pemakaian bahan langsung
Pemakaian bahan langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai bahan baku,bahan pembantu,dan bahan penunjang produksi
6.     Upah langsung
Biaya manufaktur yang mudah dilacak keberadaannya dalam produk yang dibuat,misalkan 1 unit meja belajar menyerap biaya kerja sebesar Rp. 250.000 per unit. Selain upah langsung dalam proses produksi sering terjadi pembayan untuk upah tidak langsung,misalkan upah pemeliharaan mesin pabrik,penangan material,insinyur dan lainnya. Pos biaya tersebut masuk ke kategori biaya umum pabrik
Upah langsung tersebut berupa biaya variable. Saat ini banyak perusahaan membayar para karyawan pabriknya dengan system gaji tetap per bulan
7.     Estimasi beban fabrikase
Adalah estimasi yang menjelaskan tentang bahan pabrikasi
8.     Estimasi harga pokok penjualan
Hpp adalah biaya yang masuk kedalam menciptakan produk yang menjual perusahaan,sehingga biaya hanya dimasukkan dalam mengukur adalah mereka yang secara langsung terkait dengan produksi produk,sebagai contoh hpp untuk mobil itu akan meliputi biaya material untuk bagian-bagian yang masuk kedalam membuat mobil bersama dengan biaya tenaga kerja yang digunakan untuk menempatkan mobil bersama. Biaya pengiriman mobil ke dealer dan biaya Tenaga kerja yang digunakan untuk menjual mobil akan dikecualikan. Biaya tepat dimasukkan dalam perhitangan hpp akan berbeda dari satu jenis bisnis yang lain.
Biaya barang dikaitkan dengan produk-produk sebuah perusahaan dibebankan sebagai perusahaan yang menjual barang-barang ini. Ada beberapa cara untuk menghitung hpp,tetapi salah satu cara yang lebih mendasar adalah mulai dengan persediaan awal periode dan tambahkan jumlah pembelian selama periode kemudian dikurang idengan persediaan akhir. Perhitangan ini memberikan jumlah persediaan atau,lebih khusus biaya persediaan ini,dijual oleh perusahaan selama periode. Karena itu,jika sebuah perusahaan dimulai dengan $10 juta di persediaan,membuat $2 juta dalam pembelian dan berakhir periode dengan $9 juta dalam persediaan,biaya perusahaan barang untuk periode yang akan menjadi $3juta
9.     Estimasi beban penjualan
Adalah beban penjual karena terdapat beberapa factor yang membuat perusahaan atau si penjual oleh pihak-pihak tertentu misalkan beban pajak,kerusakan barang barang apapun yang membuat perusahaan menjadi beban.
10.                        Estimasi beban adminstrasi
Beban administrasi perusahaan yang focus dari kepentingan politik pada satt ini. Badan penelitian Eim estimasi total biaya adminsitrasi di sector pekerjaan sementara. Penyebab utama dari ukuran biaya adminsitrasi disektor pekerjaan sementara adalah:
-         Tingginnya jumblah pekerja pekerjaan sementara dan tingginnya laju perubahan pada pekerja pekerjaan sementara(rata-rata tahunan 1.3juta pendaftaran,1.1 juta penempatan dan 15.6 juta pembayaran remunerasi
-         Perubahan undang undang banyak dan perubahan kecil yang menghadapi sector pekerjaan sementara
-         Penerapan system pembayaran remunerasi mingguan (bukan bulanan atau per4 minggu).yang melekat pada penggunaan pekerja flex.
11.                        Estimasi laba rugi
Adalah laporan keuangan suatu perusahaan yang menunjukan keuntungan atau kerugian,dimana semua laporan keuangan ditunjukan pada estimasi ini, karena dengan estimasi ini perusahaan ini bisa mengetahui apakah perusahaan ini mendapatkan keuntungan atau laba ataupun memperoleh kerugian.
12.                        Estimasi kas
Adalah laporan keuangan yang menunjukan berapa uang yang dipunyai oleh perusahaan itu,karena dengan adanya kas perusahaan dapat mengetahui berapa jumlah uang atau kas yang ada,apakah perusahaan tersebut memperoleh keuntungan atau kenaikan kas atau bahkan memperoleh penurunan kas.

Sumber :

http://nepal.smetoolkit.org/nepal/en/content/en/804/Estimated-Sales