Rabu, 07 Juni 2017

KEMISKINAN DAN KESENJANGAN


  1. Konsep dan pengertian kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
 Kemiskinan dapat dilihat dari dua sisi yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif adalah konsep kemiskinan yang mengacu pada kepemilikan materi dikaitkan dengan standar kelayakan hidup seseorang atau kekeluarga. Kedua istilah itu menunjuk pada perbedaan sosial (social distinction) yang ada dalam masyarakat berangkat dari distribusi pendapatan. Perbedaannya adalah bahwa pada kemiskinan absolut ukurannya sudah terlebih dahulu ditentukan dengan angka-angka nyata (garis kemiskinan) dan atau indikator atau kriteria yang digunakan, sementara pada kemiskinan relatif kategori kemiskinan ditentukan berdasarkan perbandingan relatif tingkat kesejahteraan antar penduduk. Untuk melihat lebih jauh kondisi kemiskinan yang terjadi di Indonesia berikut ini ditampilkan tabel perkembangan jumlah penduduk miskin yang terjadi di daerah perkotaan dan pedesaan beserta persentase penduduk miskin.


  1. Garis kemiskinan
Garis kemiskinan atau batas kemiskinan adalah tingkat minimumpendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang mencukupi di suatu negara. Dalam praktiknya, pemahaman resmi atau umum masyarakat mengenai garis kemiskinan (dan juga definisi kemiskinan) lebih tinggi di negara maju daripada di negara berkembang.
Hampir setiap masyarakat memiliki rakyat yang hidup dalam kemiskinan. Garis kemiskinan berguna sebagai perangkat ekonomi yang dapat digunakan untuk mengukur rakyat miskin dan mempertimbangkan pembaharuan sosio-ekonomi, misalnya seperti program peningkatan kesejahteraan dan asuransi pengangguran untuk menanggulangi kemiskinan.

  1. Penyebab dan dampak kemiskinan
Penyebab kemiskinan dapat dibagi kedalam empat mazhab (Spicker, 2002),yaitu:
  1. Pertama, Individual explanation, mazhab ini berpendapat bahwa kemiskinan cenderungdiakibatkan oleh karakteristik orang miskin itu sendiri. Karakteristik yang dimaksud seperti malas dan kurang sungguh-sungguh dalam segala hal, termasuk dalam bekerja. Mereka juga sering salah dalam memilih, termasuk memilih pekerjaan, memilih jalan hidup, memilih tempat tinggal, memilih sekolah dan lainnya. Gagal, sebagian orang miskin bukan karena tidak pernah  memiliki kesempatan, namun ia gagal menjalani dengan baik kesempatan tersebut.
  2. Kedua, Familial explanation, mazhab ini berpendapat bahwa kemiskinan lebih disebabkan olehfaktor keturunan. Tingkat pendidikan orang tua yang rendah telah membawa dia kedalam  kemiskinan. Akibatnya ia juga tidak mampu  memberikan pendidikan yang layak kepada  anaknya, sehingga anaknya juga akan jatuh pada kemiskinan. Demikian secara terus menerusdan turun temurun.
  3. Ketiga, Subcultural explanation, menurut mazhab ini bahwa kemiskinan dapat disebabkan olehkultur, kebiasaan, adat-istiadat, atau akibat karakteristik perilaku  lingkungan.  Misalnya, kebiasaan yang bekerja adalah  kaum  perempuan, kebiasaan yang enggan untuk bekerja keras dan  menerima apa adanya, keyakinan bahwa mengabdi kepada para raja atau orang terhormatmeski tidak diberi bayaran dan berakibat pada kemiskinan. Terkadang orang seperti ini justru tidak merasa miskin karena sudah terbiasa dan  memang kulturnya yang membuat demikian.
  4. Keempat, Structural explanations, mazhab ini menganggap bahwa kemiskinan timbul akibatdari ketidakseimbangan, perbedaan status yang dibuat oleh adat istiadat, kebijakan, dan aturanlain menimbulkan perbedaan hak untuk bekerja, sekolah dan lainnya hingga menimbulkan kemiskinan di antara mereka yang statusnya rendah dan  haknya terbatas.
  5. Kemiskinan yang disebabkan oleh dampak kebijakan pemerintah, atau kebijakan yang tidakberpihak pada kaum miskin juga masuk ke dalam mazhab ini, sehingga kemiskinan yang timbul itu sering disebut dengan kemiskinan struktural.

Kemiskinan dapat juga disebabkan oleh:
  • Rendahnya kualitas angkatan kerja
  • Akses yang sulit dan terbatas terhadap kepemilikan modal
  • Rendahnya tingkat penguasaan teknologi
  • Penggunaan sumberdaya yang tidak efisien
  • Pertumbuhan penduduk yang tinggi (Sharp et al, 2000).
Selain dari berbagai pendapat di atas, kemiskinan secara umum disebabkan oleh dua faktor,yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal adalah faktor yang datang dari dalam diri orang miskin, seperti sikap yangmenerima apa adanya, tidak bersungguh-sungguh dalam berusaha, dan kondisi fisik yangkurang sempurna. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri si miskin,seperti keterkucilan karena akses yang terbatas, kurangnya lapangan kerja, ketiadaankesempatan, sumberdaya alam yang terbatas, kebijakan yang tidak berpihak dan lainnya.Sebahagian besar faktor yang menyebabkan orang miskin adalah faktor eksternal.Beberapa faktor penyebab kemiskinan lainnya adalah pertumbuhan ekonomi lokal dan globalyang rendah, pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan stabilitas politik yang tidak kondusif.
Dampak kemiskinan antara lain :
  • Kriminalitas
  • Tingkat pendidikan rendah
  • Tingkat kesehatan rendah dan meningkatnya angka kematian

  1. Pertumbuhan, Kesenjangan Dan Kemiskinan
    Hubungan antara Pertumbuhan dan Kesenjangan: Hipotesis Kuznets


Data decade 1970an dan 1980an mengenai pertumbuhan ekonomi dan distribusi di banyak Negara berkembang, terutama Negara-negara dengan proses pembangunan ekonomi yang tinggi, seperti Indonesia, menunjukkan seakan-akan ada korelasi positif antara laju pertumbuhan dan tingkat kesenjangan ekonomi: semakin tinggi pertumbuhan PDB atau semakin besar pendapatan per kapita semakin besar perbedaan antara kaum miskin dan kaum kaya.  Studi dari Jantti (1997) dan Mule (1998) memperlihatkan perkembangan ketimpangan pendapatan antara kaum miskin dan kaum kaya di Swedia, Inggris dan AS, serta beberapa Negara di Eropa Barat menunjukkan kecenderungan yang meningkat selama decade 1970an dan 1980an.  Jantti membuat kesimpulan semakin besar ketimpangan distribusi pendapatan disebabkan oleh pergeseran demografi, perubahan pasar buruh dan perubahan kebijakan public.  Dalam perubahan pasar buruh, membesarnya kesenjangan pendapatan dari kepala keluarga dan semakin besarnya pendapatan dari istri dalam jumlah pendapatan keluarga merupakan dua factor penyebab penting. Literature mengenai perubahan kesenjangan dalam dsitribusi pendapatan awalnya didominasi oleh apa yang disebuthipotesis Kuznets. Dengan memakai data antar Negara (cross section) dan data dari sejumlah survey/observasi di tiap Negara (time series), Simon Kuznets menemukan relasi antara kesenjangan pendapatan dan tingkat perdapatan per kapita berbentuk U terbalik.  Hasil ini diinterpretasikan sebagai evolusi dari distribusi pendapatan dalam proses transisi dari ekonomi pedesaan (rural) ke ekonomi perkotaan (urban) atau ekonomi industry.

  1. Hubungan antara Pertumbuhan dan Kemiskinan

Dasar teori dari korelasi antara pertumbuhan dan kemiskinan tidak berbeda dengan kasus pertumbuhan dengan ketimpangan, seperti yang telah dibahas di atas.  Mengikuti hipotesis Kuznets, pada tahap awal proses pembangunan tingkat kemiskinan cenderung meningkat, dan saat mendekati tahap akhir pembangunan jumlah orang miskin berangsur berkurang.  Namun banyak factor lain selain pertumbuhan yang juga mempunyai pengaruh besar terhadap tingkat kemiskinan di suatu wilayah/Negara seperti struktur pendidikan tenaga kerja dan struktur ekonomi.

  1. Beberapa Indikator
  • Indikator kesenjangan
Ada sejumlah cara untuk mengukur tingkat kesenjangan dalam distribusi pendapatan yang dibagi ke dalam dua kelompok pendekatan, yakni axiomatic dan stochastic dominance. Yang sering digunakan dalam literatur adalah dari kelompok pendekatan pertama dengan tiga alat ukur, yaitu:
  1. The Generalized Entropy(GE)
  2. Ukuran Atkinson
  3. Koefisien Gini.
Yang paling sering dipakai adalah koefisien gini. Nilai koefisien gini berada pada 0-1.
–  Bila 0 : kemerataan sempurna (setiap orang mendapat porsi yang sama dari pendapatan)
–  Bila 1 : ketidak merataan yang sempurna dalam pembagian pendapatan.
Ide dasar dari perhitungan koefisien gini berasal dari Kurva Lorenz. Semakin tinggi nilai rasio gini, yakni mendekati 1 atau semakin jauh kurva lorenz dari garis 45 derajat tersebut,maka semakin besar tingkat ketidak merataan distribusi pendapatan.
– Ketimpangan dikatakan sangat tinggi apabilai nilai koefisien gini berkisar antara 0,71-1,0.
–  Ketimpangan dikatakan tinggi dengan nilai koefisien gini 0,5-0,7.
–  Ketimpangan dikatakan sedang dengan nilai koefisien gini antara 0,36-0,49.
–  Ketimpangan dikatakan rendah dengan nilai koefisien gini antara 0,2-0,35.
Selain alat ukur diatas, cara pengukuran lainnya yang juga umum digunakan, terutama oleh Bank Dunia adalah dengan cara jumlah penduduk dikelompokkan menjadi tiga grup :
1)      40% penduduk dengan pendapatan rendah,
2)      40% penduduk dengan pendapatan menengah
3)      20% penduduk dengan pendapatan tinggi dari jumlah penduduk.

  • Indikator kemiskinan
Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan batas miskin dari besarnya rupiah yang dibelanjakan per kapita sebulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dan bukan makanan (BPS, 1994). Untuk kebutuhan minimum makanan digunakan patokan 2.100 kalori per hari. Sedangkan pengeluaran kebutuhan minimum bukan makanan meliputi pengeluaran untuk perumahan, sandang, serta aneka barang dan jasa.
BPS menggunakan 2 macam pendekatan, yaitu :
  1. Pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach)
  2. Pendekatan Head Count Index
garis kemiskinan terdiri dari 2 komponen, yaitu
  1. garis kemiskinan makanan (food line)
  2. garis kemiskinan non makanan (nonfoodline).

  1. Kemiskinan di Indonesia
Menurut Remi dan Tjiptoherijanto (2002:1) upaya menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia telah dimulai awal tahun 1970-an diantaranya melalui program Bimbingan Masyarakat (Bimas) dan Bantuan Desa (Bandes). Tetapi upaya tersebut mengalami tahapan jenuh pada pertengahan tahun 1980-an, yang juga berarti upaya penurunan kemiskinan di tahun 1970-an tidak maksimal, sehingga jumlah orang miskin pada awal 1990-an kembali naik. Disamping itu kecenderungan ketidakmerataan pendapatan nasional melebar yang mencakup antar sektor, antar kelompok, dan ketidakmerataan antar wilayah.
Berdasarkan data Bank Dunia jumlah penduduk miskin Indonesia pada tahun 2002 bukanlah 10 sampai 20% tetapi telah mencapai 60% dari jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 215 juta jiwa.
Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan memperbaiki kehidupan, dan yang lebih parah, kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan secara terbatas. Kemiskinan menyebabkan masyarakat desa rela mengorbankan apa saja demi keselamatan hidup, kemiskinan menyebabkan banyak orang melakukan prilaku menyimpang, harga diri diperjual belikan hanya untuk mendapatkan makan.
Masyarakat miskin rela mempertaruhkan tenaga fisik untuk memproduksi keuntungan bagi mereka yang memiliki uang dan memegang kendali atas sektor perekonomian lokal dan menerima upah yang tidak sepadan dengan biaya tenaga yang dikeluarkan. Para buruh bekerja sepanjang hari, tetapi mereka menerima upah yang sangat sedikit.Bahkan yang lebih parah, kemiskinan telah membuat masyarakat kita terjebak dalam budaya memalas, budaya mengemis, dan menggantungkan harapannya dari budi baik pemerintah melalui pemberian bantuan. kemiskinan juga dapat meningkatkan angka kriminalitas, kenapa penulis mengatakan bahwa kemiskinan dapat meningkatkan angka kriminalitas, jawabannya adalah karna mereka (simiskin) akan rela melakukan apa saja untuk dapat mempertahankan hidupnya, baik itu mencuri, membunuh, mencopet, bahkan jika ada hal yang lebih keji dari itu ia akan tega dan berani melakukannya demi hidupnya. Kalau sudah seperti ini siapa yang harus kita salahkan. kemiskinan seakan menjadi sebuah fenomena atau sebuah persoalan yang tak ada habis-habisnya, pemerintah terkesan tidak serius dalam menangani persoalan kemiskinan, pemerintah lebih membiarkan mereka mengemis dan mencuri ketimbang memikirkan cara untuk menanggulangi dan mengurangi tingkat kemiskinan dan membebaskan Negara dari para pengemis jalanan karna kemiskinan.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kemiskinan yang melanda di indonesia antara lain:
  • Kualitas sumber daya manusia itu sendiri
  • Sistem pemerintahan di Indonesia yang masih belum  maksimal
  • Pengangguran

  1. Faktor –factor penyebab kemiskinan
Faktor penyebab  kemiskinan atau mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan  menurut Emil Salim , yaitu:
a)      Tidak memiliki faktor produksi
Mereka umumnya tidak memilki faktor produksi sendiri,seperti tanah yang cukup,modal ataupun ketrampilan .Faktor produksi yang dimilki sedikit sekali sehingga kemampuan memperoleh pendapatan menjadi sangat terbatas.
b)      Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri.
Pendapatan tidak cukup untuk memperoleh tanah garapan ataupun modal usaha.Sedangkan syarat tidak terpenuhi untuk memperoleh kredit perbangkan, seperti adanya jaminan kredit dan lain-lain,sehingga mereka yang perlu kredit terpaksa berpaling kepada “lintah darat” yang biasanya meminta syarat pelunasan yang berat dan memungut bunga yang tinggi.
c)      Tingkat pendidikan mereka rendah,tak sampai tamat sekolah dasar.
Waktu mereka tersita habis untuk mencari nafkah sehingga tidak tersisa lagi untuk belajar.Juga anak-anak mereka tidak bisa menyelesaikan sekolah ,karena harus membantu orang tua mencari tambahan penghasilan atau menjaga adik-adik di rumah,sehingga secara turun-temurun mereka terjeratdalam keterbelakangan di bawah garis kemiskinan ini.
d)     Kebanyakaan mereka tinggal di pedesaan.
Banyak diantara mereka tidak memilki tanah,kalaupun ada maka itu sangat kecil sekali.Umumnya mereka menjadi buruh tani atau pekerja kasar diluar pertanian.karena pertanian bekerja dengan musiman maka kesinambungan kerja kurang terjamin.Banyak di antara mereka lalu menjadi pekerja bebas (self employed) berusaha apa saja.Dalam keadaan penawaran tenaga kerjayang besar, maka tingkat upah menjadi  rendah sehingga mengurung mereka di garis kemiskinan.Didorong oleh kesulitan hidup di desa maka banyak di antara mereka mencoba berusaha di kota (urbanisasi).
e)      Hidup di kota dengan kurangnya ketrampilan dan pendidikan
Banyak diantara mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan tidak mempunyai ketrampilan (skill) atau pendidikan,sedangkan kota banyak negara sedang berkembang tidak siap menampung gerak urbanisasi penduduk desa ini. Apabila di negara maju pertumbuhan industri menyertai urbanisasi dan pertumbuhan kota sebagai penarik bagi masyarakat desa untuk bekerja di kota,maka proses urbanisasi di negara berkembang tidak  disertai dengan penyerapan tenaga dalam perkembangan industri.Bahkan sebaliknya,perkembangan teknologi di kota-kota negara berkembang justru menampik penyerapan lebih banyak tenaga kerja,sehingga penduduk miskin  yang pindah ke kota terdampar dalam kantong-kantong kemelaratan yang justru membuat mereka tambah miskin.

  1. Kebijakan anti kemiskinan
Untuk menghilangkan atau mengurangi kemiskinan di perlukan strategi dan bentuk intervensi yang tepat dalam arti cost effectivenessnya tinggi.
Ada tiga pilar utama strategi pengurangan kemiskinan, yakni:
  1. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan yang prokemiskinan
  2. Pemerintah yang baik (good governance)
  3. Pembangunan social

Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan intervensi-intervensi pemerintah yang sesuai dengan sasaran atau tujuan yang bila dibagi menurut waktunya:
1)    Intervensi jangka pendek, terutama pembangunan sector pertanian dan perekonomian perdesaan
2)    Intervensi jangka menengah dan panjang
–          Pembangunan sector swasta
–          Kerjasama regional
–          APBN dan administrasi
–          Desentralisasi
–          Pendidikan dan kesehatan
–          Penyediaan air bersih dan pembangunan perdesaan




daftar pustaka :

1 komentar:

  1. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.

    Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

    Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.

    Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.

    BalasHapus